Langsung ke konten utama

Strategi Pengembangan Usaha UMKM di Era Digital


UMKM atau usaha mikro, kecil, dan menengah adalah salah satu sektor ekonomi yang memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 64,19 juta unit, yang menyumbang 60,34% dari produk domestik bruto (PDB) dan 97% dari total tenaga kerja.

Namun, UMKM juga menghadapi berbagai tantangan dan persaingan, terutama di era digital yang semakin berkembang. Beberapa tantangan yang dihadapi UMKM antara lain adalah rendahnya akses modal, sumber daya manusia, teknologi, pasar, dan regulasi. Untuk itu, UMKM perlu mengadopsi strategi pengembangan usaha yang tepat untuk dapat bertahan dan berkembang di era digital.

Strategi Kembangkan UMKM di Era Digital

Berikut adalah beberapa strategi pengembangan usaha yang dapat dilakukan oleh UMKM untuk mengembangkan usahanya di era digital:

1. Memanfaatkan media sosial dan platform digital

Media sosial dan platform digital seperti Facebook, Instagram, YouTube, WhatsApp, Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan lain-lain dapat menjadi sarana yang efektif untuk mempromosikan produk atau jasa UMKM, menjangkau pasar yang lebih luas, berinteraksi dengan pelanggan, dan meningkatkan penjualan. 

UMKM dapat memilih media sosial dan platform digital yang sesuai dengan karakteristik produk atau jasa yang ditawarkan, target pasar yang diinginkan, dan anggaran yang tersedia. UMKM juga perlu memperhatikan aspek konten, desain, frekuensi, dan evaluasi dalam menggunakan media sosial dan platform digital.

2. Meningkatkan kualitas produk atau jasa

Kualitas produk atau jasa adalah salah satu faktor yang menentukan kepuasan dan loyalitas pelanggan. UMKM harus terus berinovasi untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan, baik dari segi bahan baku, proses produksi, kemasan, pengiriman, maupun pelayanan. 

UMKM juga harus mampu menyesuaikan produk atau jasa dengan kebutuhan dan preferensi pelanggan yang terus berubah. UMKM dapat melakukan riset pasar, survei kepuasan pelanggan, benchmarking dengan kompetitor, dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa.

3. Melakukan kolaborasi dan kemitraan

Kolaborasi dan kemitraan adalah salah satu cara untuk meningkatkan daya saing dan kapasitas UMKM. UMKM dapat melakukan kolaborasi dan kemitraan dengan berbagai pihak, seperti sesama UMKM, asosiasi usaha, perguruan tinggi, lembaga penelitian, pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Kolaborasi dan kemitraan dapat memberikan manfaat bagi UMKM dalam hal akses modal, sumber daya manusia, teknologi, pasar, informasi, bantuan hukum, advokasi kebijakan,
dan lain-lain.

4. Mengikuti program pelatihan dan bimbingan

Program pelatihan dan bimbingan adalah salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan UMKM dalam mengelola usaha di era digital. Program pelatihan dan bimbingan dapat meliputi berbagai aspek seperti manajemen usaha, keuangan usaha, pemasaran digital, inovasi produk atau jasa, hak kekayaan intelektual, sertifikasi halal, standar mutu, dan lain-lain. 

UMKM dapat mengikuti program pelatihan dan bimbingan yang diselenggarakan oleh berbagai pihak seperti pemerintah, swasta, asosiasi usaha, perguruan tinggi, lembaga penelitian, maupun lembaga non-pemerintah.

5. Menjaga etika usaha dan tanggung jawab sosial

Etika usaha dan tanggung jawab sosial adalah salah satu faktor yang dapat membangun reputasi dan citra positif UMKM di mata pelanggan dan masyarakat. UMKM harus menjaga etika usaha dan tanggung jawab sosial dalam menjalankan usahanya, seperti menghindari praktik-praktik yang merugikan pelanggan, lingkungan, maupun masyarakat, mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, membayar pajak dan retribusi secara tepat, memberdayakan masyarakat sekitar, dan berkontribusi dalam penanggulangan masalah sosial.

Bantu Kembangkan UMKM Desa Bersama Amartha

UMKM atau usaha mikro, kecil, dan menengah adalah tulang punggung perekonomian Indonesia. UMKM memiliki peran penting dalam menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, UMKM juga menghadapi berbagai kendala, terutama di daerah pedesaan. Beberapa kendala yang dihadapi UMKM desa antara lain adalah rendahnya akses modal, sumber daya manusia, teknologi, pasar, dan regulasi.

Untuk membantu mengatasi kendala-kendala tersebut, Amartha hadir sebagai solusi pendanaan modal usaha bagi UMKM desa. Amartha adalah pionir fintech peer to peer lending atau pendanaan yang berfokus pada pemberdayaan perempuan pengusaha mikro di desa. Amartha menghubungkan para pendana atau investor dengan para mitra atau penerima pinjaman yang merupakan perempuan pengusaha mikro di desa.

Amartha memiliki visi untuk menciptakan inklusi keuangan dan kesejahteraan bagi masyarakat desa. Amartha memiliki misi untuk memberikan akses modal usaha yang mudah, cepat, dan terjangkau bagi UMKM desa, sekaligus memberikan imbal hasil yang kompetitif bagi para pendana. Amartha juga berkomitmen untuk memberikan dampak sosial yang positif bagi masyarakat desa melalui program-program pemberdayaan perempuan, pendidikan keuangan, kesehatan, lingkungan, dan lain-lain.

Amartha telah beroperasi sejak tahun 2010 dan telah mendapatkan izin dan pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak tahun 2018. Amartha telah menyalurkan lebih dari Rp 3 Triliun pendanaan modal usaha kepada lebih dari 650 ribu perempuan pengusaha mikro di lebih dari 35 ribu desa yang tersebar di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi¹³. Amartha juga telah membayar lebih dari Rp 2 Triliun imbal hasil kepada lebih dari 200 ribu pendana yang berasal dari berbagai latar belakang¹.

Bagaimana cara membantu kembangkan UMKM desa bersama Amartha? 

Ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu sebagai pendana atau sebagai mitra, berikut ulasan lengkapnya:

● Sebagai pendana

Anda dapat berinvestasi mulai dari Rp 100 ribu untuk mendanai modal usaha para mitra Amartha. Anda dapat memilih sendiri mitra yang ingin didanai berdasarkan profil, lokasi, tingkat risiko, dan imbal hasil yang ditawarkan. Anda juga dapat memantau perkembangan usaha dan pembayaran cicilan dari mitra melalui aplikasi atau website Amartha. Anda dapat menikmati imbal hasil hingga 15% per tahun¹ dengan risiko yang terukur dan terkelola.

● Sebagai mitra

Anda dapat mengajukan pinjaman modal usaha mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 10 juta dengan jangka waktu 6 bulan hingga 12 bulan. Anda dapat mengajukan pinjaman melalui agen lapangan Amartha yang tersebar di berbagai desa. Anda juga dapat bergabung dengan kelompok usaha bersama mitra lainnya untuk mendapatkan bimbingan dan dukungan. Anda dapat menikmati bunga pinjaman yang kompetitif mulai dari 0% hingga 2% per bulan¹ dengan proses yang mudah, cepat, dan transparan.

Dengan menjadi pendana atau mitra Amartha, Anda tidak hanya mendapatkan manfaat finansial, tetapi juga berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Anda juga dapat berinteraksi dan berbagi pengalaman dengan sesama pendana atau mitra melalui komunitas online maupun offline Amartha.

Ayo bantu kembangkan UMKM desa bersama Amartha! Kunjungi website https://amartha.com/ atau download aplikasi Amartha di Google Play Store atau App Store untuk mendaftar dan memulai perjalanan Anda bersama Amartha. 😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Panduan Penting dalam Memilih AC Terbaik untuk Kamar Tidur

Inilah Manfaat Situs Motor Online Moladin

Mengandalkan Toko Kelontong Terdekat Sebagai 6 Cara Hemat Memenuhi Kebutuhan